Kamis, 29 Maret 2018

BAB 1 ( PENDAHULUAN )

BAB I

PENDAHULUAN


Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Islam atau Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan sebutan lain bagi masjid di Indonesia adalah musholla, langgar atau surau. Istilah tersebut diperuntukkan bagi masjid yang tidak digunakan untuk Sholat Jum'at, dan umumnya berukuran kecil. Selain digunakan sebagai tempat ibadah, masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.
Masjid pertama dibangun Ketika Nabi Muhammad saw tiba di Madinah, dia memutuskan untuk membangun sebuah masjid, yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Nabawi, yang berarti Masjid Nabi. Masjid Nabawi terletak di pusat Madinah. Masjid Nabawi dibangun di sebuah lapangan yang luas. Di Masjid Nabawi, juga terdapat mimbar yang sering dipakai oleh Nabi Muhammad saw. Masjid Nabawi menjadi jantung kota Madinah saat itu. Masjid ini digunakan untuk kegiatan politik, perencanaan kota, menentukan strategi militer, dan untuk mengadakan perjanjian. Bahkan, di area sekitar masjid digunakan sebagai tempat tinggal sementara oleh orang-orang fakir miskin. Saat ini, Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid al-Aqsa adalah tiga masjid tersuci di dunia.
Seiring berkembangnya zaman dan waktu, Bentuk masjid telah diubah di beberapa bagian negara Islam di dunia. Gaya masjid terkenal yang sering dipakai adalah bentuk masjid Abbasi, bentuk T, dan bentuk kubah pusat di Anatolia. Negara-negara yang kaya akan minyak biasanya membangun masjid yang megah dengan biaya yang besar dan pembangunannya dipimpin oleh arsitek non-Muslim yang dibantu oleh arsitek Muslim. Salah satu nya Masjid Jami’ Al-Makmur
   Masjid Jami' Al-Makmur adalah sebuah Masjid bersejarah yang terletak di Jl. Raden Saleh Raya No. 30, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Menteng merupakan perumahan villa pertama di kota Jakarta (dulu Batavia), yang dikembangkan antara tahun 1910 dan 1918. Perancangnya adalah tim arsitek yang dipimpin oleh P.A.J. Mooijen, seorang arsitek Belanda yang merupakan anggota tim pengembang yang dibentuk pemerintah kota Batavia.[1] Rancangan awalnya memiliki kemiripan dengan model kota taman dari Ebenezer Howard, seorang arsitektur pembaharu asal Inggris. Bedanya, Menteng tidak dimaksudkan berdiri sendiri namun terintegrasi dengan suburban lainnya. Thomas Karsten, seorang pakar tata lingkungan semasanya, memberi komentar bahwa Menteng memenuhi semua kebutuhan perumahan untuk kehidupan yang layak.
 Masjid yang dibangun pada tahun 1890 ini merupakan pindahan dari sebuah Surau yang dibangun oleh Raden Saleh sekitar tahun 1860 di samping rumah kediamannya.
Sejarah Masjid Jami' Al-Makmur dimulai pada tahun 1860 ketika Raden Saleh dan masyarakat sekitar membangun sebuah Surau sederhana yang terbuat dari kayu dan gedek di samping kediamannya. Berdasarkan data yang dikeluarkan Yayasan Masjid Al-Makmur, sesudah Raden Saleh meninggal dunia, tanah itu dimiliki oleh Sayed Abdullah bin Alwi Alatas, yang pemilikannya diperkuat oleh Keputusan Pengadilan Negeri No 694 tanggal 25 Juni 1906, sebagai suatu kelanjutan dari Keputusan Pengadilan Negeri No. 145 tanggal 7 Juli 1905. Tanah itu dibeli melalui sebuah pelelangan. Tanah yang sangat luas ini kemudian oleh Sayed Abdullah Bin Alwi Alatas, salah satu tokoh gerakan Pan Islam dijual kepada Koningen Emma Ziekenhuis dengan harga 100 ribu gulden. Tapi karena yayasan ini ingin membangun rumah sakit, harganya dikurangi menjadi 50 ribu gulden dengan penegasan bahwa Masjid yang ada di sana tidak boleh dibongkar.
Namun perjanjian jual beli tersebut diingkari oleh Koningen Emma Ziekenhuis. Akibatnya Surau yang dibangun oleh Raden Saleh dipindahkan ke samping kali Ci Liwung, sehingga tempat ibadah ini kerap kebanjiran. Tahun 1890 tercatat sebagai tahun ketika Masjid itu dipindahkan secara gotong-royong dengan diusung beramai-ramai oleh masyarakat sekitar. Tanah yang dipilih sebagai lokasi baru adalah tanah milik Sayid Ismail Salam bin Alwi Alatas yang lain di lokasi Masjid sekarang. Walaupun begitu ternyata Koningen Emma Ziekenhuis tetap ingin memindahkan Masjid ini karena di lahan tersebut direncanakan akan dibangun sebuah Gereja. Persoalan ini akhirnya membuat masyarakat sekitar marah.[1] Bahkan sampai terdengar oleh H. Agus Salim. Kemudian oleh sebuah panitia yang didukung oleh Beliau,[2] dipugarlah Masjid tersebut pada tahun 1926. Di bagian depan Masjid kemudian ditambahkan lambang Organisasi Sarekat Islam yang sampai sekarang menjadi ciri khas Masjid tersebut. Keseluruhan proses pemugaran akhirnya selesai pada tahun 1936 menjadi bentuk Masjid yang sekarang.
Setelah Indonesia Merdeka, Persoalan sengketa lahan antara Masjid dengan rumah sakit kembali memanas. Hal tersebut berawal ketika Kementrian Agraria RI yang menerbitkan SK hak milik berupa sertifikat tanah atas nama Dewan Gereja Indonesia (DGI). Dalam sertifikat itu disebutkan bahwa tanah di sekitar Masjid termasuk tanah yang di atasnya dibangun Masjid itu diklaim milik DGI. Pada tahun 1987 saat perundingan Segitiga antara Gubernur DKI Jakarta, RS DGI Cikini dan pengurus Masjid, pihak RS DGI Cikini menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan tanah tersebut. Namun pengurus Masjid menegaskan, "Kami tidak ada sangkut pautnya dengan DGI. Kami meminta agar tanah kami dikembalikan." Upaya perundingan juga turut dibantu oleh Wali kota Jakarta Pusat Abdul Munir pada tahun 1989 hingga tahun 1990.

Akhirnya proses sengketa lahan antara Masjid dengan rumah sakit akhirnya dapat diselesaikan pada tahun 1991 setelah Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto mengumumkan sertifikat tanah atas nama RS PGI Cikini yang mencakup tanah Masjid Al-Makmur telah dicabut. Tanah Masjid telah dikembalikan kepada pihak semula dengan sertifikat tersendiri atas nama Yayasan Masjid Al-Makmur yang diketuai oleh Mayjen (purn) H. M. Joesoef Singedekane, mantan Gubernur Jambi. Kemudian Masjid ini dijadikan bangunan Cagar Budaya oleh Gubernur DKI Jakarta berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 9 Tahun 1999.
1.2              Tujuan
-          Melestarikan masjid Jami’ Al-Makmur sebagai tempat ibadah yang memiliki sejarah
-          Mengetahui perkembangan dan arsitektur dari Masjid Jami’ Al-Makmur
1.3              Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diteliti adalah:
1.             Bagaimana bentuk arsitektur pada bangunan masjid Jami’ Al-Makmur?
2.             Bagaimana Sejarah Masjid Jami’ Al-Makmur?
3.             Bagaimana kondisi masjid Jami’ Al-Makmur saat ini ?
1.4              Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Mengemukakan gambaran umum mengenai penelitian yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, manfaat dan tujuan, dan sistematika penulisan.

BAB II TELAAH PUSTAKA
Menguraikan landasan-landasan yang ada pada kajian pustaka. Kajian pustaka ini yang akan menunjang penelitian.

BAB III GAMBARAN KAWASAN
Menguraikan gambaran kawasan yang menjadi penelitian mengenai keadaannya dilapangan seperti apa. Mengurikan mengenai metode penelitian secara detail hingga mencapai tujuannya.

BAB IV USULAN PELESTARIAN
Membuat pembahasan dari penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk dapat menguraikan hasil pengamatan yang akan mencakup semua aspek dan komponen-komponen yant berkaitan dengan pengamatan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Membuat kesimpulan dan saran secara singkat dan padat mengenai latar belakang, uraian temuan dari penelitian yang telah dilakukan.

Kamis, 11 Januari 2018

TUGAS SOFTSKILL (ISTANA TAMPAK SIRING)

HERI ALISETIAWAN
24314935
KRITIK ARSITEKTUR

Kritik yang digunakan adalah KRITIK DESKRIPTIF


Kritik Deskriptif :
KRITIK DESKRIPTIF adalah kritik yang menjelaskan sebuah kritik seolah kita adalah seorang jurnalis arsitektur atau sejarahwan dan menilai bangunan secara apa adanya bedasarkan pengalaman. Pada kritik deskriptif, kita menjelaskan bagaimana perasaan kita terhadap sebuah bangunan dengan merasakan bangunan tersebut dan kemudian mencatatnya.

       Pada kritik deskriptif kita juga bisa mencatat pengalaman seseorang/ orang lain mengenai sebuah bangunan/kota. Jadi secara tidak langsung, mengetahui pendapat/kritik yang berasal dari orang lain yang merasakan/melihat bangunan tersebut. Kritik deskriptif memiliki tujuan yaitu untuk menilai sebuah bangunan dengan mengetahui proses bangunan tersebut dan dilihat dari unsur bentuk bangunan.
-          Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota
-          Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan.
-          Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya
-          Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.

ISTANA TAMPAK SIRING


Istana Tampak siring adalah istana yang dibangun setelah Indonesia merdeka, yang terletak di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.
Istana ini berdiri atas prakarsa Presiden Soekarno yang menginginkan adanya tempat peristirahatan yang hawanya sejuk jauh dari keramaian kota, cocok bagi Presiden Republik Indonesia beserta keluarga maupun bagi tamu-tamu negara.

Arsiteknya adalah R.M. Soedarsono dan istana ini dibangun secara bertahap. Komplek Istana Tampaksiring terdiri atas empat gedung utama yaitu Wisma Merdeka seluas 1.200 m2 dan Wisma Yudhistira seluas 2.000 m2 dan Ruang Serbaguna. Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira adalah bangunan yang pertama kali dibangun yaitu pada tahun 1957. Pada 1963 semua pembangunan selesai yaitu dengan berdirinya Wisma Negara dan Wisma Bima.



Istana Tampaksiring berada di Jalan Astina Pura Utara, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar Bali. Pada saat memasuki Istana Tampaksiring, pengunjung akan melewati Gelung Kori Agung yaitu pintu masuk khas Bali yang umumnya dipakai pada bangunan Pura Besar Istana di Bali. Di dalam lingkungan Istana Tampaksiring terdapat 6 bangunan utama dimana masing-masing bangunan memiliki fungsi tersendiri. Adapun bangunan tersebut:
1.      Wisma Merdeka: Berfungsi sebagai tempat peristirahatan Presiden Republik   Indonesia beserta keluarga. Bangunan ini berdiri diatas tanah seluas 1.200 meter persegi dengan kapasitas 9 kamar tidur.
2.      Wisma Negara: Diperuntukkan sebagai tempat peristirahatan Tamu-Tamu Negara atau Kepala Negara Asing yang berkunjung ke istana. Wisma ini memiliki 7 kamar tidur dengan luas bangunan 1.476 meter persegi. Wisma Merdeka dan Wisma Negara dibangun diatas bukit yang dipisahkan oleh celuk bukit yang cukup dalam sehingga untuk menghubungkan kedua wisma ini dibuatlah satu jembatan yang bernama Jembatan Persahabatan. Jembatan ini memiliki panjang 40 meter dan lebar 1.5 meter serta melambangkan hubungan persahabatan antar dua negara. Tamu Negara yang pernah berkunjung dan melewati jembatan ini ialah Kaisar Jepang Hirohito, Presiden Yugoslavia Tito, Ho Chi Minh dari Vietnam, serta Ratu Juliana dari Netherland.
3.      Wisma Yudhistira: Digunakan sebagai tempat peristirahatan Pejabat Tinggi Negara, Perangkat Kepresidenan serta pendamping Tamu-Tamu Agung. Wisma ini memiliki 17 kamar tidur dengan luas 1825 meter persegi.
4.      Wisma Bima: Dipakai sebagai tempat peristirahatan para Pengawal   Presiden atau Pengawal Negara dan petugas keamanan.
5.      Gedung Konferensi: Terdiri dari lobby, ruang utama dan ruang holding room. Ruang utama dijadikan sebagai tempat resepsi dan jamuan makan malam kenegaraan. Gedung ini berada diatas tanah seluas 1882 meter persegi.
Selain itu di area istana ini terdapat pendopo dan wantilan, dimana keduanya memiliki fungsi yang hampir sama yaitu sebagai tempat pertemuan dan pementasan acara malam kesenian



Tempat bersejarah ini istimewa karena menjadi istana pertama yang dibangun setelah Indonesia merdeka dan difungsikan untuk menjamu tamu-tamu negara. Tamu-tamu negara yang pernah menginap di sini pun sangat banyak. Mulai dari Kaisar Hirohito (Jepang), PM Jawaharlal Nehru (India), Sekjen PBB Javier Perez de Cuellar, Pangeran Norodom Sihanouk (Kamboja), Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Presiden Ne Win (Myanmar), dan masih banyak lagi. Tamu-tamu penting ini pun terkesan dengan atmosfer di sekitar Istana Tampaksiring karena begitu rindang dengan udara yang bersih dan menyegarkan.


Salah satu tempat yang tidak boleh dilewatkan saat mengunjungi Istana Tampaksiring adalah Pura Tirta Empul. Di tempat ini ada pemandian yang begitu terkenal dan menjadi favorit wisatawan lokal dan mancanegara, yaitu Pemandian Tirta Empul.
Airnya jernih dan di pemandian ini pengunjung bisa berendam untuk mendinginkan tubuh. Tapi, tidak diijinkan mandi di kolam utama Tirta Empul karena tempat ini bukan untuk umum dan hanya bisa didatangi oleh pengunjung yang mengenakan pakaian adat Bali.


Sumber :

Senin, 12 Juni 2017

DUBAI MALL

DUBAI MALL


Dubai Mall adalah mall raksasa yang akan dibangun di Dubai, Uni Emirat Arab, oleh Emaar, sebagai bagian dari proyek "Dubai Baru". Mall ini mengklaim diri sebagai mall terbesar di dunia apabila konstruksinya selesai. Proyek ini akan mencakup area lebih dari 12 juta ft² , dengan 10 - 15 mall kecil dibangun didalamnya, mencakup 9 juta ft² dari seluruh bangunan toko eceran (dapat menampung lebih dari 1000 toko). Mempersembahkan atraksi termasuk souk terbesar di dunia, sebuah Pulau Fashion seluas 850,000 ft²; salah satu akuarium terbesar di dunia; sebuah lapangan ice skating seluas lapangan Olimpiade; Air Terjun Oasis Fountain; Atrium WaterFront; pemandangan (akan selesai) menara tertinggi di dunia, Burj Khalifa. Mall ini telah mendapat 5 penghargaan. Proyek ini mendapat 2 penghargaan dari Retail Future Project Awards di MAPIC, Cannes, Perancis, pada tahun 2004, untuk Best Retail Development Scheme (Large), Best Use of Lighting in a Retail Environment. Brosur Dubai Mall memenangkan 3 penghargaan dari Summit Creative Awards 2005 di Portland, Oregon, Amerika Serikat; Penghargaan emas untuk Best Art Direction / Graphic Design, Penghargaan silver untuk Best 4-colour B2B Brochure, dan Judges Special Recognition awars


Didalam dubai mall terdapat aquarium yang didalmnya terdapat ikan ikan laut dengan berbagai jenis. Aquarium ini menjadi salah satu ciri khas dari Dubai Mall tersebut





Interior yang digunakan pada Dubai Mall kebanyakan menggunakan warna warna coklat dipadukan dengan lampu lampu berwarna kuning yang memberikan kesan mewah



Diatas adalah beberapa contoh interior pada bagian langit langit Dubai Mall yang masing masing memiliki keindahan dan keunikan tersendiri.


Dan salah satu ruangan pada Dubai Mall yang cukup menarik perhatian adalah kerangka fosil dari dinosaurus yang dibuat sedemikian rupa



Gambar diatas adalah Air Terjun Oasis Fountain


DUBAI CREEK

DUBAI CREEK


Dubai Creek atau Khor Dubai (bahasa Arab: خور دبي, Khor Dubay) adalah sebuah sungai kecil air garam yang terletak di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Beberapa sumber mengatakan bahwa sungai ini memanjang ke daratan hingga Al Ain, dan bahwa Yunani Kuno menyebutnya Sungai Zara. Secara sejarah, sungai ini membelah kota menjadi dua bagian utama &ndashl Deira dan Bur Dubai. Di sepanjang tepinya di Bur Dubai anggota suku Bani Yas pertama menetap pada abad ke-19, mendirikan dinasti Al Maktoum di kota itu. Pada awal abad ke-20, sungai ini, meskipun tidak mampu dilayari transportasi berukuran besar, tetapi dapat melayani sebagai pelabuhan kecil bagi dhow yang datang dari India atau Afrika Timur. Meskipun menghambat pintu masuk kapal karena alirannya, sungai ini masih menjadi elemen penting dalam menetapkan posisi perdagangan Dubai, menjadi satu-satunya pelabuhan atau dermaga di kota ini. Industri permata Dubai, yang membentuk sektor utama ekonomi kota, didasarkan pada penjelajahan di sungai ini, sebelum penemuan permata buatan pada tahun 1930-an


Didubai creek terdapat tempat makan dan bersantai. Terletak dipinggir laut pada bagian depan site



Terdapat sclupture berupa perahu yang menggambarkan kawasan tersebut. Dubai creek memiliki pelabuhan dan beberapa kapal yang berguna untuk menyebrangi melewati laut untuk menuju tempat lainnya



Terdapat tempat berteduh yang berupa tenda dengan menggunakan struktur membran




Terdapat sebuah bangunan yang beratap seperti kubah yang digunakan untuk tempat istirahat, duduk-duduk, berteduh



Sabtu, 18 Maret 2017

ABOUT DUBAI CREEK


DUBAI CREEK


Dubai Creek atau Khor Dubai (bahasa Arab: خور دبي, Khor Dubay) adalah sebuah sungai kecil air garam yang terletak di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Beberapa sumber mengatakan bahwa sungai ini memanjang ke daratan hingga Al Ain, dan bahwa Yunani Kuno menyebutnya Sungai Zara. Secara sejarah, sungai ini membelah kota menjadi dua bagian utama &ndashl Deira dan Bur Dubai. Di sepanjang tepinya di Bur Dubai anggota suku Bani Yas pertama menetap pada abad ke-19, mendirikan dinasti Al Maktoum di kota itu. Pada awal abad ke-20, sungai ini, meskipun tidak mampu dilayari transportasi berukuran besar, tetapi dapat melayani sebagai pelabuhan kecil bagi dhow yang datang dari India atau Afrika Timur. Meskipun menghambat pintu masuk kapal karena alirannya, sungai ini masih menjadi elemen penting dalam menetapkan posisi perdagangan Dubai, menjadi satu-satunya pelabuhan atau dermaga di kota ini. Industri permata Dubai, yang membentuk sektor utama ekonomi kota, didasarkan pada penjelajahan di sungai ini, sebelum penemuan permata buatan pada tahun 1930-an.
                                                                                         
Perikanan, juga sebuah industri terpenting di waktu itu, juga didasarkan di sepanjang sungai, yang air hangat dan dangkalnya mendukung berbagai macam kehidupan laut. Dhow yang digunakan untuk keperluan memancing juga dibangun di tepi depan sungai. Kepentingan sungai ini sebagai situs aktivitas perdagangan adalah penyesuaian untuk memperkenalkan perbaruan yang membolehkan perahu lebih besar untuk berhenti, juga memfasilitasi aktivitas bongkar muat. Ini membawanya, tahun 1995, pada rencana untuk mengembangkan sungai, yang melibatkan pengerukan wilayah dangkal, pembangunan pemecah gelombang, dan membuat pantainya menjadi sebuah quay yang cocok untuk bongkar muat barang. Sungai ini pertama dikeruk tahun 1961 untuk membolehkan perahu sepanjang 7 kaki (2.1 m) untuk melintasi sungai ini setiap waktu. Sungai ini dikeruk kembali tahun 1960-an dan 1970-an sehingga dapat memberikan penjangkaran bagi pengapalan lokal dan tepi pantai hingga 500 ton. Pengerukan ini membuka sungai ini menjadi lebih banyak menerima lalu lintas barang, termasuk pembangunan re-ekspor, dan memberikan Dubai keuntungan dari Sharjah, pusat perdagangan dominan lainnya di wilayah itu pada waktu itu. Jembatan Al Maktoum, jembatan pertama yang menghubungkan Bur Dubai dan Deira dibangun tahun 1963. Meskipun kepentingan sungai sebagai sebuah pelabuhan telah berkurang dengan pembangunan Pelabuhan Jebel Ali, fasilitas yang lebih kecil, seperti Pelabuhan Saeed, terus berdiri di sepanjang sungai, menyediakan tempat berlabuh bagi pedagang dari daerah itu dan anak benua India.

Aliran awal sungai ke daratan Dubai adalah sepanjang Deira Corniche dan Al Ras di timur Dubai dan sepanjang Al Shindagha di barat Dubai. Kemudian berlanjut ke tenggara masuk ke daratan, melewati Pelabuhan Saeed dan Dubai Creek Park. Akhir aliran alami sungai adalah di Ras Al Khor Wildlife Sanctuary, 14 kilometer (8.7 mil) dari muaranya di Teluk Persia. Bentuk tradisional angkutan antara bagian timur dan barat Dubai melewati sungai ini adalah dengan abra, yang terus beroperasi di Dubai. Selain itu, bagian timur dan barat dihubungkan oleh satu jembatan (Jembatan Al Maktoum, Jembatan Al Garhoud, Penyeberangan Business Bay dan Jembatan Terapung) dan satu terowongan (Terowongan Al Shindagha).


Tentang dubai creek :
1.       Berjalan melalui jantung kota, sungai mensegregasikan Dubai menjadi dua kabupaten utama: Bur Dubai dan Deira. bangunan tua bergaya yang mencerminkan keramahan kaya Arab, gaya dhow kayu tradisional, dan Souk ramai - semua membuat Dubai Creek harus dikunjungi sebagai kota yang bersejarah. Maka dari itu, Anda juga dapat menemukan di sini baik jumlah bangunan futuristik bermunculan di tengah karisma daerah yang bersejarah. Ras Al Khor Wildlife Sanctuary - surga bagi pecinta alam dan pengamat burung, Bastakiya yang luar biasa untuk rumah menara angin kuno, Al Fahidi Fort dengan museum, dan Sheik Saaed ini House beberapa nama yang wajib dilihat di sekitarnya

2.       Berjalan-jalan menyenangkan sepanjang promenade dari sungai itu sendiri sudah cukup untuk bersenang-senang dalam angin menenangkan dan mengagumi daya tarik nyata dari daerah mana keindahan alam harmonis menyatu dengan modernisme ramah tamah. Namun, ada keharusan-dos tertentu saat Anda di sini - terutama naik abra yang akan membawa Anda dari Bur Dubai ke Deira dan sebaliknya dan pelayaran dhow, yang tidak hanya menjamin Anda dari jalan-jalan yang mengesankan, tetapi juga memungkinkan Anda untuk menikmati acara hiburan tradisional dengan cara Tanura dan pertunjukan kuda. Demikian juga, jika tidak untuk berbelanja setidaknya untuk mengalami tradisi real trading Arab, pastikan untuk mengunjungi banyak Souk ramai di daerah, seperti Gold Souk, Spice Souk, dan Textile Souk, di mana pedagang akan lebih dari senang melihat Anda tawar-menawar untuk berbelanja barang-barang favorit Anda dengan harga terbaik

3.       Saat matahari terbenam, sungai, bersama dengan lingkungannya, menjadi pusat kegiatan. Apakah Anda seorang pihak-bioskop atau penikmat selera, atau aneh belanja atau orang yang lebih memilih untuk bersenang-senang dengan keluarga atau teman-teman atau hanya ingin membenamkan dalam getaran dari daerah yang berbeda ini, memiliki segala sesuatu untuk memenuhi Anda persyaratan kehidupan malam yang unik, dengan seluruh banyak klub, disko bar, diskotik, restoran, kafe, gerai ritel, dan pusat perbelanjaan kelas atas dengan tempat hiburan berkerumun daerah

4.       Dari anggaran dan mid-range dengan pilihan akomodasi mewah dan boros, bank sungai adalah rumah bagi beragam besar hotel untuk memenuhi setiap saku dan preferensi. Untuk wisatawan yang mencari mewah, pilihan termasuk Park Hyatt, Raffles, Le Meridian Fairway, Copthorne, dan Jumeira Creekside. Demikian pula, beberapa pilihan yang layak untuk wisatawan pada anggaran yang Citymax Al Barsha, Desert Palm, Ibis, dan Jonrad

Foto – foto dubai creek :







Minggu, 12 Maret 2017

DUBAI

DUBAI



Dubai (dalam bahasa Arab: دبيّ, Dubaīy) adalah satu dari tujuh emirat dan kota terpadat di Uni Emirat Arab (UEA). Terletak di sepanjang pantai selatan Teluk Persia di Jazirah Arab. Kotamadya Dubai kadang-kadang disebut Kota Dubai untuk membedakannya dari emirat.

Dokumen tertulis menyatakan keberadaan kota ini selama 150 tahun sebelum pembentukan UEA. Dubai berbagi kekuasaan hukum, politik, militer dan ekonomi dengan emirat lain dalam lingkaran federal, meskipun setiap emirat memiliki yurisdiksi terhadap beberapa kekuasaan seperti penegakan hukum sipil dan pemantauan dan pembaharuan fasilitas lokal. Dubai memiliki populasi terbesar dan merupakan emirat terbesar kedua menurut luasnya, setelah Abu Dhabi. Dubai dan Abu Dhabi adalah satu-satunya dua emirat yang memiliki hak veto terhadap masalah kritis kepentingan nasional dalam Dewan Nasional Federal negara itu. Dubai telah dipimpin oleh dinasti Al Maktoum sejak 1833. Pemimpinnnya saat ini, Mohammed bin Rashid Al Maktoum, juga menjabat sebagai Perdana Menteri dan Wakil Presiden UEA.

Pendapatan emirat berasal dari perdagangan, real estat dan pelayanan keuangan. Pendapatan dari minyak bumi dan gas alam menyumbang kurang dari 6% (2006) ekonomi Dubai senilai US$37 miliar (2005). Real estat dan konstruksi, menyumbang 22.6% kepada ekonomi tahun 2005, sebelum musim konstruksi berskala besar yang berlangsung hingga sekarang. Dubai telah menarik perhatian dunia melalui proyek real estat yang inovatif dan ajang olahraga. Hal ini meningkatkan perhatian, bersamaan dengan kepentingannya sebagai hub bisnis dunia, telah juga mengangkat masalah hak asasi manusia mengenai terlibatnya banyak tenaga kerja asing

BEBERAPA FAKTA-FAKTA TENTANG DUBAI :
1.       Penduduk lokal yang dinamakan dengan Emiratis, hanya sekitar 15% dari total penduduk. Mayoritas penduduk Dubai adalah pendatang India, Bangladesh, Pakistan dan Eropa yang mencari kerja
2.       Uni Emirat Arab adalah negara dengan arsitektur menakjubkan dan luar biasa. Selama hampir 50-60 tahun, pemerintah Uni Emirat Arab membangun salah satu dunia Arab menjadi negara yang lebih modern, dengan infrastruktur yang hebat, layanan kesehatan, dan lain-lain. Keindahan beberapa bangunannya telah memecahkan rekor dunia
3.       Dubai menempati ranking ketiga sebagai kota dengan banyak gedung pencakar langitnya (ada 148 gedung pencakar langit di Dubai)
4.       Di Dubai ada ATM yang mengeluarkan emas (bukan uang)
5.       Pada tahun 1959, Frank Lloyd Wright, ingin membangun gedung setinggi satu mil (528 lantai) di Chicago. Gedung tertinggi di dunia sekarang, Burj Khalifa, tingginya hanya setengah mil dan terinspirasi oleh desain Wright, atau sekitar 2.717 kaki
6.       Pulau Palm dan The World, di Dubai, adalah pulau buatan manusia terbesar di dunia. Pulau ini panjangnya hampir 500 km ke garis antai Dubai. Pulau ini menghabiskan 94 milyar meter kubik pasir
7.       Pintu Gerbang Ibu Kota di Abu Dabi (ibu kota Uni Emirat Arab) adalah gedung paling miring di dunia dan sangat menarik perhatian
8.       Burj Al Arab Dubai adalah salah satu dari hotel paling mewah dan menawan di dunia. Inilah hotel tertinggi ketiga di dunia. Burj Al Arab menggunakan emas untuk melindungi 46.265 lukisan Mona Lisa. 1.790 meter persegi dari 24 karet lembar emas menghiasi interior Burj Al Arab. Lobi hotel ini lebih tinggi dariada patung Liberty
9.       Bandara internasional Dubai adalah salah satu bandara tersibuk di dunia. Bandara ini adalah yang tersibuk ketujuh di dunia dengan lalu lintas penumpangnya dan tersibuk kedua di dunia dengan lalu lintas penumpang internasionalnya. Terminal 3 di bandara ini adalah terminal bandara terbesar di dunia
10.   Masjid Agung Shekh Zayed di Abu Dabi adalah salah satu dari masjid terbesar di dunia yang memunyai temat lilin terbesar ketiga di dunia dan memunyai karet teresar di dunia buatan Iran. Masjid ini mamu menamung 40.000 jamaah
11.   Kereta Metro Dubai adalah jaringan rel metro tak bersopir pertama di dunia dan mempunyai jaringan metro otomatis penuh terpanjang di dunia dengan rute mencapai 75 km
12.   Mall Dubai sangat maju dan terkenal. Di dalamnya juga terdapat Ski Dubai, yaitu ski indoor. Luas areanya mencapai 22.500 meter persegi. Di samping itu ada taman salju dan dianggap sebagai taman salju indoor terbesar dengan luas area 3000 meter persegi
13.   Gedung-gedung lainnya yang luar biasa adalah Markas Aldar (Aldar Headquarter) Abu Dhabi, Menawa Al Bahr di Abu Dabi, Menara Al Mas di Dubai, Menara Etihad di Abu Dabi, Hotel Emirates Palace, Gedung Landmark Abu Dabi
14.   Etika budaya dan berpakaian di Dubai berbeda dengan negara-negara emirat lain di Uni Emirat Arab. Kaum lelaki memakai Kandura, yaitu jubah putih panjang sampai pergelangan kaki yang terbuat dari kain wol atau kain katun. Kaum wanitanya memakai Abaya, yaitu pakaian berwarna hitam yang dipakai menutupi hampir seluruh tubuh
15.   Di Dubai, mengambil gambar/memfoto orang, khususnya kaum perempuan tana ijin adalah dianggap tidak sopan



GEOGRAFI
Dubai terletak di pantai Teluk Persia di Uni Emirat Arab dan terletak 16 m di atas permukaan laut. Emirat Dubai berbagi perbatasan dengan Abu Dhabi di selatan, Sharjah di timurlaut, dan Kesultanan Oman di tenggara. Hatta, eksklave kecil emirat, dikelilingi di tiga sisi oleh Oman dan oleh emirat Ajman di (barat) dan Ras Al Khaimah (di utara). Teluk Persia berbatasan dengan pantai barat emirat. Dubai terletak di 25,2697°LU 55,3095°BT dan mencakup wilayah seluas 4.114 km² (1.588 mi²).

Dubai terletak langsung di Gurun Arabia. Tetapi, topografi Dubai sedikit berbeda dari bagian selatan UEA di mana sebagian lanskap Dubai dipenuhi pola gurun berpasir, sementara gurun berminyak mendominasi sebagian besar wilayah selatan negara ini.[32] Pasirnya terdiri dari kerang hancur dan koral dan halus, bersih dan putih. Di timur kota, daratan pantai bergaram, dikenal sebagai sabkha, memberikan jalan menuju bentangan gundukan pasir utara-selatan. Lebih jauh ke timur, gundukan pasir semakin besar dan berwarna merah akibat besi oksida.[26] Gurun berpasir datar ini memberikan jalan menuju Pegunungan Hajar Barat, yang membentang di sepanjang perbatasan Dubai dengan Oman di Hatta. Jejaring Hajar Barat memiliki lanskap gersang, tidak rata dan berantakan, di mana pegunungannya mencapai 1.300 meter di beberapa tempat. Dubai tidak memiliki badan air alami atau oase; tetapi, Dubai memiliki inlet alami, Dubai Creek, yang digali untuk membuatnya cukup dalam bagi kapal besar untuk melewatinya. Dubai juga memiliki banyak ngarai dan lubang air yang memenuhi dasar pegunungan Al Hajar Barat. Lautan luas gundukan pasir mencakup sebagian besar selatan Dubai, yang membawanya pada gurun pasir yang dikenal sebagai The Empty Quarter. Secara seismik, Dubai berada di zona yang sangat stabil — jalur patahan seismik terdekat, Patahan Zargos, terletak 120 km dari UEA dan tidak mungkin memberi dampak apapun terhadap Dubai.[33] Para ilmuwan juga memperkirakan bahwa kemungkinan tsunami di wilayah itu kecil karena perairan Teluk Persia tidak cukup dalam untuk membuat tsunami.[33]
Gurun berpasir yang mengelilingi kota mendukung rumput liar dan pohon palem kurma. Hyacinth gurun tumbuh di dataran sabkha di timur kota, sementara pohon akasia dan ghad tumbuh di dataran datar di dekat pegunungan Al Hajar Barat. Beberapa pohon asli seperti palem kurma dan neem juga pohon impor seperti eukaliptus tumbuh di taman nasional Dubai. Bustard houbara, hyena bergaris, caracal, serigala gurun, elang dan oryx Arab sangat umum di gurun Dubai. Dubai berada di jalur migrasi antara Eropa, Asia dan Afrika, dan lebih dari 320 burung migrasi melewati emirat ini pada musim semi dan musim gugur. Perairan di Dubai adalah rumah bagi lebih dari 300 spesies ikan, termasuk hammour.
Dubai Creek membentang timurlaut-baratdaya melalui kota. Bagian timur kota membentuk permukiman Deira dan berbatasan dengan emirat Sharjah di timur dan kota Al Aweer di selatan. Bandar Udara Internasional Dubai terletak diselatan Deira, sementara Palm Deira terletak di utara Deira di Teluk Persia. Banyak musim real estat Dubai dipusatkan di barat Dubai Creek, di garis pantai Jumeirah. Pelabuhan Rashid, Jebel Ali, Burj Al Arab, Palm Jumeirah dan kumpulan zona bebas bertema seperti Business Bay semuanya terletak di wilayah ini. Lima rute utama — E 11 (Sheikh Zayed Road), E 311 (Emirates Road), E 44 (Dubai-Hatta Highway), E 77 (Dubai-Al Habab Road) dan E 66 (Oud Metha Road) — membentang melalui Dubai, menghubungkan kota ini dengan kota dan emirat lainnya. Tambahannya, beberapa rute antarkota penting, seperti D 89 (Al Maktoum Road/Airport Road), D 85 (Baniyas Road), D 75 (Sheikh Rashid Road), D 73 (Al Dhiyafa Road), D 94 (Jumeirah Road) dan D 92 (Al Khaleej/Al Wasl Road) menghubungkan berbagai permukiman di kota. Bagian timur dan barat kota dihubungkan oleh Jembatan Al Maktoum, Jembatan Al Garhoud, Terowongan Al Shindagha, Penyeberangan Business Bay dan Jembatan Terapung


IKLIM
Dubai memiliki iklim panas dan, pada beberapa waktu, lembap (kering selama panas yang ekstrem) dengan banyak bulan mencatat temperatur di atas 40 °C. Temperatur tertinggi yang pernah tercatat di Dubai adalah 47.3 °C. Curah hujan sangat sedikit, dengan rata-rata 150mm per tahun; hujan terpusatkan sekitar Januari, Februari dan Maret. Tetapi, hujan lebat tidak umum di Dubai selama bulan musim dingin dan Januari 2008 mencatat rekor 120 mm (atau 5") curah hujan dalam 24 jam,[34] Kelembapan rata-rata di Dubai sekitar 60% dan lebih tinggi selama bulan musim dingin
TRANSPORTASI
Abra adalah mode angkutan tradisional antara Deira dan Bur Dubai.
Bandar Udara Internasional Dubai (IATA: DXB), hub bagi Emirates Airline, melayani kota Dubai dan emirat lain di negara ini. Bandar udara ini melayani 34 juta penumpang dan 260.000 penerbangan pada 2007. Bandar Udara Internasional Dubai menempati peringkat ke-17 di antara bandar udara internasional lainnya menurut lalu lintas kargo pada 2006. Terminal ketiga dan concourse baru dibuka bulan Oktober 2008, melayani penerbangan Emirates.Terminal baru ini akan ditujukan pada Emirates Airline dan mendukung penuh Airbus A380. Pembangunan Bandar Udara Internasional Dubai World Central, sedang dibangun di Jebel Ali, diumumkan tahun 2004. Fase pertama dijadwalkan selesai tahun 2008, dan setelah beroperasi bandar udara baru ini akan melayani maskapai asing. Emirates (penerbangan penumpang dan kargo) akan tetapi di Bandar Udara Internasional Dubai

Dubai memiliki sistem bus besar yang melayani 69 rute dan mengangkut sekitar 90 juta orang pada 2006. Road and Transport Authority (RTA) mengumumkan tahun 2006 bahwa 620 bus baru akan ditambahkan ke armadanya yang terdiri dari 170 bus bertingkat dua. Meskipun mode transportasi utama di Dubai adalah melalui kendaraan pribadi, Dubai juga memiliki sistem taksi yang besar.

Sebuah proyek Dubai Metro senilai $3.89 miliar sedang dibangun di emirat ini. Sistem metro ini dijadwalkan beroperasi setengahnya tahun 2009 dan beroperasi penuh tahun 2012. Dubai Metro akan terdiri dari empat jalur: Jalur Hijau dari Al Rashidiya ke pusat kota utama dan Jalur Merah dari bandar udara ke Jebel Ali. Juga memiliki jalur biru dan ungu, Dubai Metro (Jalur Hijau dan Biru) akan memiliki rel sepanjang 70 kilometer dan 43 stasiun, 33 di atas tanah dan sepuluh di bawah tanah. Satu metode yang lebih tradisional untuk menyeberangi Bur Dubai ke Deira adalah melalui abra, perahu kecil yang mengangkut penumpang melintasi Dubai Creek, antara stasiun abra di Bastakiya dan Baniyas Road.

Bulan Juli 2007, jaringan tol jalan Salik dipasang di Sheikh Zayed Road dan di Jembatan Al Garhoud; stasiun tol akan sepenuhnya otomatis dan mengumpulkan tol sebanyak AED4 )US$1.08) per kendaraan.
Dubai memiliki masyarakat yang berbeda-beda dan multietnis. Budaya asli kota sebagai sebuah komunitas pemburu permata asli yang kecil digantikan dengan datangnya kelompok etnis dan bangsa lain — pertama dari Iran di awal 1900-an, dan kemudian dari India dan Pakistan di 1960-an. Karena berbeda-bedanya populasi, hanya sedikit ketegangan etnis, terutama antara ekspatriat, yang dilaporkan terjadi di kota itu. Tahun 1994, buruh Hindu dan Muslim bertengkar karena penghancuran Masjid Babri di Ayodhya, India, yang mengakibatkan penahanan dan deportasi ratusan pekerja India dan Pakistan. Hari libur besar di Dubai meliputi Idul Fitri, yang menandakan akhir Ramadhan, dan Hari Nasional (2 Desember), yang menandakan pembentukan Uni Emirat Arab. Perayaan hiburan tahunan seperti Dubai Shopping Festival (DSF) dan Dubai Summer Surprises (DSS) menarik lebih dari 4 juta pengunjung dari wilayah itu dan memperoleh keuntungan melewati US$1 miliar[80]. Mal perbelanjaan besar di kota ini, seperti Deira City Centre, BurJuman, Mall of the Emirates dan Ibn Battuta Mall juga souk tradisional menarik pembeli dari wilayah itu.

Keberagaman masakan di Dubai adalah refleksi dari masyarakat yang kosmopolitan. Makanan Arab sangat populer dan tersedia di manapun di kota ini, mulai dari tempat makan shawarma kecil di Deira dan Al Karama hingga restoran kelas atas di hotel-hotel Dubai. Makanan cepat saji, masakan Asia Selatan, masakan Cina juga sangat terkenal dan tersedia secara luas. Penjualan dan konsumsi daging babi, meskipun tidak ilegal, hanya dipasarkan dan dijual pada non-Muslim, di wilayah tertentu. Sejenis itu, penjualan minuman beralkohol diawasi. Izin liquor dibutuhkan untuk membeli alkohol; tetapi, alkohol tersedia di bar dan restoran di hotel bintang empat atau lima. Kafe shisha dan qahwa juga populer di Dubai.

Film Hollywood dan Bollywood terkenal di Dubai. Kota ini mengadakan Dubai International Film Festival tahunan, yang menarik selebriti dari sinema Arab dan internasional. Dubai memiliki pertunjukan musik yang aktif, dengan musisi Amr Diab, Diana Haddad, Tarkan, Aerosmith, Santana, Elton John, Pink, Shakira, Celine Dion dan Phil Collins yang telah mengadakan konser di kota it. Kylie Minogue dibayar 4.4 juta dolar untuk menggelar pertunjukan pada pembukaan resor Atlantis tanggal 20 November 2008. Dubai Desert Rock Festival juga merupakan festival besar lainnya yang melibatkan artis heavy metal dan rock.

Sepak bola dan kriket adalah olahraga paling populer di Dubai. Lima tim — Al Wasl, Al-Shabab, Al-Ahli, Al Nasr and Hatta — mewakili Dubai di UAE League Football. Tim pemenang Al-Wasl memiliki jumlah kemenangan terbanyak kedua di UAE League, setelah Al Ain. Kriket diikuti oleh komunitas Asia Selatan di Dubai dan pada 2005, International Cricket Council (ICC) memindahkan kantor pusatnya dari London ke Dubai. Kota ini telah mengadakan beberapa pertandingan India-Pakistan dan dua lapangan rumput baru sedang dibangun di Dubai Sports City. Dubai juga mengadakan turnamen tenis tahunan Dubai Tennis Championships dan The Legends Rock Dubai, juga turnamen golf Dubai Desert Classic, kesemuanya menarik bintang olahraga dari seluruh dunia. Dubai World Cup, sebuah balap kuda ras, diadakan setiap tahun di Nad Al Sheba Racecourse.

Dubai dikenal karena kehidupan malamnya. Klub dan bar banyak ditemukan di hotel karena hukum liquor. New York Times mendaftarkan Dubai sebagai pilihan perjalanan untuk berpesta pada tahun 2008.

SUMBER :